Wednesday, April 27, 2011

Tanda-tanda Anak Kena Alergi Susu Sapi

img
(Foto: thinkstock)



detikhealth.com, Orangtua kadang tidak menyadari jika anaknya mengalami alergi susu sapi. Untuk itu kenali tanda yang muncul, salah satunya adalah anak memilki feses yang bercampur lendir darah.

Alergi susu sapi biasanya terjadi pada bayi yang diberikan susu formula dan memiliki bakat alergi yang diturunkan oleh salah satu atau kedua orangtuanya. Hal ini karena masalah alergi dipengaruhi oleh genetik, lingkungan dan imunologi.

"Bayi kecil yang mengalami diare ada darahnya, bisa jadi itu akibat alergi susu sapi," ujar Dr dr Zakiudin Munasir, SpA(K) dalam acara media edukasi 'Alergi Susu Sapi Bukan Penghalang Pertumbuhan Anak' di Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (27/4/2011).

Dr Zakiudin menuturkan paling sering mengalami masalah di saluran cerna serta kulit. Gejala klinis lain yang muncul seperti bengkak dan gatal di bibir sampai lidah, nyeri dan kejang perut, muntah sampai diare berat yang disertai berdarah. Bisa juga mengenai saluran pernapasan seperti batuk pilek berulang, sesak napas dan asma.

Alergi susu sapi pada anak sebenarnya bisa terjadi karena ia sensitif terhadap komponen protein susu (paling sering akibat beta-lactoglobulin) atau pada proses pembuatan susu, sehingga komponen protein ini akan bereaksi dengan antibodi tubuh yang memicu terbentuknya immunoglobulin E (IgE).

"Jika diminum 1-2 kali biasanya belum bereaksi, dan alergi ini paling cepat diketahui setelah seminggu," ujar dokter yang menjabat sebagai Ketua divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.

Dr Zakiudin menuturkan cobalah untuk menghentikan pemberian susu sapi atau segala produk yang mengandung susu sapi selama 2 minggu dan gejalanya hilang, lalu cobalah berikan kembali. Jika gejala alergi muncul maka bisa jadi susu sapi itulah pencetusnya.

Namun pada bayi biasanya dengan melakukan pengujian lewat darah untuk mengetahui apakah hasilnya positif atau tidak. Sedangkan uji alergi pada kulit biasanya dilakukan pada anak diatas 3 tahun.

"Memberikan ASI secara tidak eksklusif atau tidak sampai 6 bulan juga bisa meningkatkan risiko alergi pada anak," ujar dokter kelahiran Mojokerto 57 tahun silam.

Jika anak positif mengalami alergi terhadap susu sapi, bukan berarti menghalangi pertumbuhan dan perkembangannya. Karena ada beberapa alternatif pengganti susu pada anak yaitu:


  1. Susu hipoalergenik, yaitu susu sapi yang sudah diproses hidrolisis parsial yang digunakan untuk pencegahan.
  2. Susu hidrolisis ekstensif, yaitu susu sapi yang sudah diproses hidrolisis sempurna dan digunakan untuk anak yang sudah alergi susu sapi.
  3. Formula kedelai (soy formula), yaitu susu yang berasal dari kacang kedelai dan digunakan untuk anak yang sudah alergi susu sapi.

"Umumnya bayi tidak suka susu hidrolisis ekstensif karena rasanya tidak enak atau pahit, jadi biasanya orangtua lebih memilih memberikan soy formula yang rasanya lebih enak dan harganya lebih murah," ujat Dr Zakiudin.

Dr Zakiudin juga mengungkapkan bahwa biasanya saat usia 3 tahun alergi ini akan hilang sendiri seiring semakin matangnya sistem pencernaan anak dan umumnya tidak seumur hidup.
sumber : www.detikhealth.com

No comments:

Post a Comment